Saturday, December 31, 2011

Racunfilm: So far.. This is The Best 20 Movies of 2011 (Part 2)

10. The Ides of March | George Clooney  The Ides of March juga cenderung mempertunjukan tata sinematografi yang elegan, memperlihatkan sisi glamour dari politik Amerika. The Ides of March memang tidak mutlak berbicara tentang kesuksesan seorang juru kampanye junior dalam mensukseskan calon presiden Amerika, tapi lebih ke polemik internal dalam kesuksesan itu sendiri. Yes, meski The Ides of March belum terlalu bisa naklukin hati gw lewat eksekusi cerita, tapi untuk ketiga kalinya Gosling kembali bisa naklukin hati gw dengan kini menjadi seorang politikus naif di The Ides of March.9. 50/50 | Jonathan Levine Enggak tau kenapa film ini 'ngena' banget di gw, bener-bener spesial ngeliat Jonathan Levine menyampaikan perjuangan seseorang menghadapi kangker, tanpa perlu embel-embel... Read...

Racunfilm: So far.. This is The Best 20 Movies of 2011 (Part 1)

20. Kung Fu Panda 2 | Jennifer Yuh Ya, meski gak bisa dibilang animasi terbaik tahun ini, tapi gw akuin setidaknya Kung Fu Panda 2 mampu menjalankan perannya dengan baik sebagai sequel. Masih mewariskan aroma komedi dari Po yang di suarakan Jack Black, ditambah balutan format 3D yang memanjakan mata. Well, meski untuk menjadi pemenang masih di pikir-pikir dua tapi Kung Fu Panda 2 layak menjadi kontender Oscar 2012. 19. X-Men: First Class | Matthew VaughnAkhir September lalu publik penggemar franchise bertema mutant termasuk saya, cukup di kejutkan dengan rilisnya X-Men: First Class, sebuah prequel dari 2 seri sebelumnya: X2 dan X-Men: The Last Stand. Sebelum film ini di rilis memang sudah banyak yang memberitakan bahwa prequel ini akan jauh lebih epic di banding sequelnya, dan itu semua terjawab... Read...

Monday, December 26, 2011

Review: Sherlock Holmes: A Games of Shadow (2011)

   Sherlock Holmes, sebuah karya berusia ratusan tahun yang terbentuk dari buah pikiran seorang penulis fiksi berkebangsaan Inggris, Arthur Conan Doyle. Sudah melewati berbagai macam penafsiran yang berbeda, dan pada puncaknya pada tahun 2009 Sherlock Holmes di filmkan oleh Warner Bros. Sekaligus mengangkat nama Robert Downey Jr. sebagai ikon Sherlock yang baru. Tidak banyak yang berubah di Sherlock Holmes: A Games of Shadow, masih di sutradarai oleh Guy Ritchie, serta di isi oleh cast yang tidak jauh berbeda juga, masih menempatkan Robert Downey Jr. dan Jude Law di deretan utama. Perbedaannya hanya terletak di screenplay, jika Sherlock Holmes di tahun 2009 ditulis oleh Michael Robert Johnson dan Anthony Peckham, kini di A Game of Shadow posisi itu menempatkan duo Mulroney (Michele... Read...

Sunday, December 25, 2011

Racunfilm: 10 Best Christmas Movies to Spend Your Holiday!!

Hari ini, 25 Desember seperti yang kita ketahui adalah hari kelahiran Jesus Christ, atau lebih sering disebut natal. Natal sendiri identik dengan, salju, liburan, Santa Clause, peri, hadiah, dll. Sebetulnya ada sejuta cara bagi kita mengapresiasikan cinta kasih natal, mungkin salah satunya dengan menonton beberapa film bertema natal bersama sanak saudara, tentu akan semakin mengasyikan jika tertawa bersama keluarga besar di hari penuh kasih sayang ini, okay, gw akan coba ngasih 10 rekomendasi film natal terbaik yang sangat-sangat pas di tonton bareng keluarga buat ngabisin liburan natal kalian.. Enjoy! A Christmas Story (1983) Salah satu film natal terbaik buat gw, nyuguhin setting natal di tahun 40an. Bener-bener punya cara tersendiri dalam nyampein cinta kasih natal. Setting... Read...

Review: 50/50 (2011)

Sudah bukan barang asing jika melihat film bertema melawan ganasnya suatu penyakit, mungkin yang paling sering adalah kanker namun setiap film tersebut memiliki gaya penyampaian yang berbeda-beda, Indonesia sendiri memiliki satu dari sekian banyak film yang mengangkat tema memerangi penyakit ganas. Sebut saja Surat Kecil Untuk Tuhan, film-film bertema seperti ini mayoritas menggambarkan sesuatu yang cenderung di anggap berlebihan, dari segi plot pun, menonton satu atau dua film bertema sejenis mungkin untuk selanjut-selanjutnya akan mudah menebaknya, tapi 50/50 tidak bisa di kategorikan film bertema penyakit keras yang biasa-biasa saja, yang umumnya kita sering kita lihat terlalu sering berlarut dalam kesedihan. 50/50 justru menyuguhkan sesuatu yang berbeda dengan kemasan dan desain yang... Read...

Saturday, December 24, 2011

Review: The Ides of March (2011)

 Membahas akting Ryan Gosling di tahun 2011 memang gak ada habisnya, a lot of pro and contra. Banyak yang bilang aktingnya overrated tapi banyak yang bilang juga Ryan Gosling adalah benih baru ranah hiburan Hollywood. Kalau sebelumnya Gosling udah meranin pria playboy di Crazy, Stupid, Love serta pengemudi talk less do more di Drive kini di The Ides of March, Gosling kembali menjadi sosok yang berbeda, menjadi seorang Manajer Kampanye Junior untuk calon orang nomer 1 di Amerika. Akting Gosling disini juga mendapat apresiasi dari HFPA dengan dirinya yang masuk nominasi 'Best Actor' di Golden Globe 2012. Bersaing dengan atasannya di The Ides of March, Goorge Clooney. The Ides of March bercerita tentang seorang idealis bernama Stephen Mayers (Ryan Gosling) yang berkutat dengan masalah... Read...

Sunday, December 18, 2011

Review: Spy Kids: All the Time in the World (2011)

Spy Kids, hmm.. Kayaknya udah bukan kata yang asing. Identik dengan gadget-gadget yang 'super' canggih. Tidak seperti Spy Kids (2001), Spy Kids: The Island of Dream (2002) dan Spy Kids 3-D: Game Over (2003) yang lebih memfokuskan ceritanya ke Carmen Cortez (Alexa Vega) dan Juni Cortez (Daryl Sabara), kini Spy Kids 4 membentuk generasi baru dari Spy Kids, vakum selama 8 tahun tentu membuat Alexa Vega dan Daryl Sabara bertambah usia. Robert Rodriguez yang masih setia menggarap frachise 4 seri ini harus teruji kemampuan mengolah ceritanya, bagaimana membuat era baru Spy Kids dengan jarak 8 tahun dari seri sebelumnya, tentunya tanpa membuat penonton asing dengan semua karakter yang disuguhkan. Setelah sukses dengan 3 franchise sebelumnya, Robert Rodriguez kini hadir dengan sebuah inovasi baru... Read...

Saturday, December 17, 2011

Review: Garuda di Dadaku 2 (2011)

Dua tahun lalu, ketika prestasi sepak bola tanah air sedang datar-datarnya tiba-tiba Ifa Isfansyah menggebraknya dengan film bernama Garuda di Dadaku, dengan mengangkat tema impian seorang anak menjadi pemain timnas yang diselingi masalah pribadi, tanggapan masyarakat terhadap Garuda di Dadaku juga diluar dugaan mampu mengobati ketidak teraturan persepak bolaan di Indonesia, Garuda di Dadaku juga sekaligus mengangkat nama Emir Mahira ke jajaran aktor muda berbakat Indonesia, dan kini.. Garuda di Dadaku kembali dengan sequelnya Garuda di Dadaku 2, meski tidak kembali di sutradarai Ifa Isfansyah dan kini mempercayakan bangku sutradara pada Rudi Soedjarwo namun tetap tidak menghilangkan ciri khas dari prequelnya yakni, dikemas dengan asyik dan tidak membosankan. Jika di Garuda di Dadaku,... Read...