Wednesday, December 14, 2011

Review: Helldriver (2010)


Kalau ngomongin Yoshihiro Nishimura emang gak ada abisnya, sutradara kelahiran tahun 67 yang memulai karirnya di dunia perfilman dengan menjadi tata make up ini bisa dibilang Nayato-nya Jepang, gak pernah bosen nyuguhin hal yang itu-itu aja, dan faktanya meski banyak yang bilang monoton dan membosankan tapi bagi kita-kita penggemar film bajir darah, gak bakal bosen! Dan khasnya membawakan suatu film gak bakal bisa diikutin sutradara lain, shower darah! hahahah gak bisa dijelasin pake kata-kata deh. Nishimura juga gak bakal buat kalian-kalian yang jijik nonton Saw, Hostel atau film apapun yang berbau gory jijik nonton nih pelem, gak tau gimana Nishimura ngerancang make-up effect-nya yang pasti elo gak bakal jijik ngeliat muncratan darah beserta organ tubuh keluar gitu aja, kalau gw pribadi sih justru ketawa ngeliatnya, tiap kali Nishimura meng-ekspoloitasi kehebohannya dalam membuat kesan gore itu adalah kelucuan tersendiri buat gw.

Nishimura emang gak segan-segan mempertunjukan kegoblokannya dalam membuat film, terbukti dari ide cerita Helldriver yang udah simple, gak masuk akal, banyak plot hole, minim karekterisasi, dan kebodohan-kebodohan lainnya yang gak bisa gw jabarin satu-satu, karena seandainya gw jabarin, satu review ini bisa penuh dengan ketololan-ketololannya Nishimura. Sebelumnya Nishimura udah 11 masterpiece diantaranya Tokyo Gore Police dan Mutant Girls Squad yang sempat mengguncyang perfilman dunia. Apa gw bilang, ngomongin Nishimura tuh emang gak ada abisnya, padahal tadinya cuma pengen gw jadiin sebagai prolog.


Di Helldriver ini Nishimura coba merubah haluan dengan menjadikan zombie sebagai tumpuan cerita, tentu beda dengan zombie-zombie Hollywood macam di Braindead, atau Dawn of the Dead. Zombie karya sang maestro tampil lebih percaya diri dengan dandanannya yang bak ibu-ibu pergi kondangan, super duper heboh! Helldriver bercerita tentang, hmm.. Sebenernya gw gak begitu paham cerita di Helldriver, mungkin karena IQ sang maestro yang terlalu tinggi jadi gw gak bisa ngikutin jalan ceritanya. Intinya diceritakan separuh dari Jepang sedang terinfeksi virus berbentuk awan gelap yang konon kalau terhirup bisa berubah dari zombie. Pemerintah Jepang pun akhirnya membuat tembok yang membatasi Jerman Utara dan Jerman Selatan. Dan Helldriver juga memiliki Rika (Yumiko Hara) karakter utama yang setia menumpas zombie dengan gergaji mesin elektriknya. Tau ceritanya terlalu goblok kalau cuma nyuguhin Jepang yang terinfeksi zombie, Nishimura nambahin sedikit konflik antara Kika dengan Rikka -The Queen of Zombie- yang sudah mencuri sebagian 'kehidupan' Kika, bahkan saking maruknya, jantung Kika pun diembat.


One day, dengan dibekeali perbekalan pemerintah Jepang memerintahkan Kika untuk coba memberi perlawanan pada The Queen of Zombie yang juga sekaligus sumber kekuatan para zombie. Mulai dari survive-nya Kika ke zombie area ini kita dipaksa berkenalan dengan karakter-karakter lain, tapi jujur aja gw gak hafal nama-nama karakter tersebut. Ya, wajar sih kalau penonton gak begitu terpaku pada siapa karakternya, wong karakterisasinya aja minim. Jangan tanya juga kenapa si ini bisa begitu si itu bisa begini, karena selain minim karakterisasi, Helldriver juga tampil dengan minim penjelasan plot, tapi its okay elo gak bakal kecewa kok ngeliat semua ke-minusan di Helldriver setelah ngeliat aksi gila nan kreatif dari Nishimura, bener-bener maksa gw buat hunting film dia yang lain.

Kebodohan sekaligus kehebatan Nishimura gak berhenti disitu, selain dengan galonan darah yang dibuang cuma-cuma, Nishimura juga banyak memberi penonton kejutan-kejutan tak terduga! Semisal, sebuah mobil yang dibuat dari organ tubuh zombie yang udah terpotong-potong atau monster raksasa setinggi hampir 1000 kaki yang dibuat dari ribuan tubuh zombie haha semua scene goblok itu gak bakal bisa kita saksiin di film-film ber-genre splatter lain. Cuma Nishimura yang bisa begini. Nishimura emang bukan maestro dibidang visual effect jadi wajar aja kalau visual effect difilmnya hampir setara dengan effect sinetron-sinetron kolosal indo, tapi kalau untuk mandi darah, behhh sutradara si sakit Tom Six pun gak bakal bisa nyaingin. Paling-paling yang bisa nyaingin cuma the one and only Nayato Fio Nuala hehe. Okay jadi nikmati lah Helldriver karya sang maestro Yoshihiro Nishimura dengan darah dan zombie-nya, bukan dengan kualitas akting, cerita, plot, dll

1 comment:

  1. wahahah salah satu karya terbaik nishimura nih!

    ReplyDelete