Sunday, December 11, 2011

Review: Happy Feet Two (2011)


Ya, meski sudah berjarak lima tahun dari prequelnya, tapi saya masih bisa meraba-raba bagaimana kesenangan di Happy Feet (2006) yang finally, meraih penhargaan Oscar dalam kategori 'Best Animated Feature'. Happy Feet kembali dengan sentuhan animasi yang jauh lebih memanjakan mata, lima tahun memang bukan waktu yang singkat untuk memperbaiki visual sebuah film dari yang tadinya baik menjadi lebih baik. Happy Feet Two juga masih disutradrai George Miller dan ditulis oleh George Miller pula.

Berbeda dengan prequelnya yang lebih mem-fokuskan cerita ke Mumble (Elijah Wood) yang kini telah menikah dengan Gloria (Alecia Moore) dan memiliki seorang putera bernama Eric (Ava Acres). Sekarang Happy Feet Two akan jauh lebih menonjolkan putra dari Eric tersebut. Like father like son, ini juga yang terjadi pada Eric, menemui krisis kepercayaan diri dalam hal menari dalam komunitasnya, dan fatalnya lagi ketika Ia coba menampilkan kehebatannya dalam menari, justru ternyata harus berakhir dengan memalukan, ini membuat mental Eric semakin down. Sebagai seorang ayah yang dulu pernah mengalami hal yang sama tentu Mumble tahu bagaimana mengobati krisis kepercayaan diri yang dialami Eric. Eric disini memiliki dua sahabat yang senantiasa berusaha membuka hatinya: Brodicia (Meibh Campbell) dan Atticus (Lil P-Nut), suatu ketika mereka mengikuti perjalanan Ramon (Robin Williams) ke Adélie-Land, Erik bertemu dengan The Mighty Sven (Hank Azaria), penguin yang menjadi idola masyarakat setempat, selain itu The Mighty Sven juga memiliki kemampuan untuk terbang, kemampuan yang sebelumnya sama sekali tidak pernah terbesit di benak Eric, lama kelamaan Eric mengamati The Mighty Sven hingga pada akhirnya dia Eric tertarik untuk terbang.

 

 George Miller coba menambahkan sedikit bumbu masalah di Happy Feet Two yakni bencana alam yang siap meluluh lantahkan daratan Antartika, meski begitu sesekali saya melihat cerita di Happy Feet Two tidak se-wah dan tidak se-senang prequelnya. Bahkan di beberapa bagian penonton dibiarkan merasakan datarnya alur cerita. Miller juga tetap memberdayakan formula yang Ia gunakan di Happy Feet di Happy Feet Two ini. Faktanya, meski sudah dengan konflik yang sudah dirancang se-berbeda mungkin, Happy Feet Two tampil dengan alur yang mudah ditebak, mungkin salah satu faktornya adalah ketidak jauh berbedaan Miller menyampaikan Happy Feet dengan Happy Feet Two

Happy Feet tetaplah Happy Feet, tetap menuangkan karakterisasi lewat nyanyian dan tarian yang memang sudah ciri khas animasi satu ini. Kalau dari segi cerita Happy Feet Two memang tidak se-menyengankan yang pertama, tapi kalau melihat dari segi komersial, Happy Feet Two tetap menyenangkan, meski dengan balutan komedi, canda, tawa, nyanyian, tarian yang tidak jauh berbeda. Selama lima tahun, saya jarang melihat Animation-Comedy sejenis Happy Feet. Terlepas dari itu, Miller juga coba menambahkan kisah dari Bill (Brad Pitt) dan Will (Matt Damon), walau tidak ada hubungannya dengan seri pertamanya, kisah Bill dan Will ini cukup terbilang menghibur dan mengisi kedataran di Happy Feet Two lewat dialog dan tingkah lakunya yang eye catchy.


Lewat visual effectnya, Happy Feet Two kali ini mampu tampil dengan jauh lebih baik dari seri pertamanya. Ya, gak bisa dibohongin, berbeda karena kali ini bisa kita saksikan dalam format 3D. Happy Feet Two memang bukan tontonan yang menuntut penontonnya untuk serius di adegan demi adegannya, sama seperti Happy Feet, Happy Feet Two juga lebih memilih mencekoki penonton lewat nyanyian dan tarian yang sepanjang film senantiasa membalut layar di sela-sela adegan yang tepat. Happy Feet Two memang lebih cocok di tonton bersama keluarga, menghabiskan waktu selama lebih dari 100 menit, melihat sequel dari pemenang 'Best Animated Feature' Oscar 2008. Nampaknya Happy Feet Two akan sulit mengulangi kesuksesan prequelnya di ajang penghargaan tertinggi jagat perfilman dunia, Oscar. Gak akan semudah mereka naklukin The Adventure of Tintin, Rio, Rango, Kung Fu Panda 2 seperti mereka naklukin Cars dan Monster House lima tahun lalu.


No comments:

Post a Comment