Thursday, November 10, 2011

Film Review: Johny English Reborn (2011)



Siapa yang tidak kenal Rowan Atkinson.. Ya dia cukup dikenal dalam serial komedi Mr. Bean, mungkin melihat film yang dibintanginya kita sudah dapat berfikir bahwa itu adalah film komedi.. Inilah yang terjadi di Johny English Reborn, dengan ekspektasi yang cukup tinggi mengingat kesuksesan seri pertama dan nama besar Rowan Atkinson tentu saya berharap bukan sekedar komedi kacang yang dibumbui action pas-pasan.

Tidak ada hubungan dengan seri sebelumnya membuat saya bertanya-tanya kenapa ada embel-embel Reborn dibelakangnya.. Disini diceritakan Johny English (Rowan Atkinson) sempat menjauh dari dunia per-spy-an dikarenakan kesalahan fatal yang ia lakukan di mozambique pada misi sebelumnya, tidak lantas pergi dan menjadi pengangguran. Johny mulai menyusun hidup sebagai spy baru dengan usia yang sudah tidak muda lagi.. Johny sempat mengikuti perguruan semacam Kung-Fu selama masa hiatus spy-nya tapi bak seorang pangeran yang sudah selayaknya tinggal dikerajaan, Johny kembali dipanggil MI-7 untuk menjali misi selanjutnya, dengan persiapan cukup matang selama ia away from spy, Dengan tetap menjunjung tinggi a lot of comedy Johny menerima tawaran tersebut.


Tidak perlu banyak bicara visual effect difilm ini, karena memang semua itu tertutupi oleh banyolan-banyolan khas Atkinson. Begitu juga dengan alur/plot, cerita, dan penokohan tidak usah terlalu berharap banyak karena kita tidak akan disuguhkan cerita ala David Fincher yang begitu penuh akan twist ataupun cerita ala Christopher Nolan yang memutar otak.. Untuk akting yang saya lihat adalah Rowan sudah sangat nyaman memainkannya.. Tidak ada masalah untuk akting.

Di Johny English Reborn ini hadir beberapa bintang baru, Agent Tucker (Daniel Kaluuya) yang dengan setia mendampingi Johny dalam misi barunya, serta pimpinan baru MI-7 Pegasus (Gillian Anderson) yang selalu mengungkit-ungkit kegagalan Johny di misi sebelumnya.

Bertarung layaknya James Bond? Ya bisa dibilang begitu, tapi tetap tidak menghilangkan ikon comedy seorang Rowan Atkinson. Film ini memang hanya tertuju kepada satu tujuan, tidak memiliki sub-plot yang terlalu menonjol, mengakibatkan penonton mudah melihat bahkan menghafal kesalah/blunder yang terjadi di film ini. Mungkin satu-satunya penyelamat di film ini adalah lawakan klasik yang dibawakan modern oleh Rowan Atkinson.

7,3/10

No comments:

Post a Comment