Saturday, November 26, 2011

Film Review: Puss in Boots (2011)


Kecerdasan Animation-Comedy eropa memang sulit luput dari sorotan sinema internasional. Seperti Rango dan Shrek, Puss in Boots juga menyuguhkan kita animasi-komedi cerdas khas eropa. Pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Diisi oleh suara Antonio Banderas tentu akan menambah ekspektasi seseorang tentang film yang diangkat dari sebuah karakter yang sebelumnya melejit di franchise shrek. Didukung dalam format 3D akan semakin membuat petualangan kucing oranye terlihat tidak membosankan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Dengan trademark bak Zorro kecil, Puss (Antonio Banderas) kucing kecil nan imut ditinggalkan didesa kecil didaerah San Ricardo, dimana ia akhirnya diambil dan dibesarkan oleh seorang wanita bernama Imedla (Constance Marie)disana ia berteman dengan Humpty Alexander Dumpty (Zach Galifianakis) seorang pemimpi yang tidak kalah gilanya dengan Puss. Inti cerita Puss in Boots sebenarnya tidaklah rumit bahkan tergolong ringan dan mudah dicerna hanya tentang seekor kucing dan temannya yang bermimpi tentang golden egg. Cukup kreatif membangung cerita karena memang kita selama menonton franchise shrek kita masih bertanya-tanya darimana asal Puss.

Animasi difilm ini memang tidak lebih mengesankan dari film-film karya Dreamworks lainnya, tapi Puss in Boots tetap menunjukan eksistensinya dalam persaingan film animasi 2011. Efek CGI cantik yang terus dibalut adegan-adegan yang membuat perut terus terkocok membuat Puss in Boots tampil dengan percaya diri dalam mengobral karakter yang sebenarnya sudah sering kita lihat kekonyolannya di franchise shrek. Disutradarai oleh Chris Miller, Puss in Boots memang bukan film yang didesain untuk terlalu serius.. Dengan cerita yang nothing special namun dikemas dengan menyenangkan dan menimbulkan gelak tawa.

   
 

Suara Banderas sendiri belum bisa menggambarkan bagaimana karakter Puss dengan maksimal, dan.. Zach Galifianakis disini tidak se-spesial Zach menggambarkan karakter Alan di The Hangover, masih banyak adegan yang terlihat memaksa tapi berujung fail mungkin ini salah satu efek dari kurangnya penguatan karakter utama. Tapi semua kecacatan di Puss in Boots akan mudah tertutupi apabila anda melihat betapa unyunya kalo Puss ngeluarin senjata andalannya: The Innocent Eye, langsung gak tega mau caci maki.. Bikin mendadak pengen punya kucing hahah

Ya.. Sudah bisa diprediksi sebelumnya Puss in Boots memang bukan film yang dikemas dengan twisting plot dan cerita yang berat, Puss in Boots adalah film dengan tema klasik yang dibiaskan dengan grafik yang memukai besutan Chriss Miller. Oh ya, ada satu karakter lagi yang hampir mencuri perhatian satu theater ia adalah Ohh Cat, kalo gw pribadi nganggep Ohh Cat jauh lebih konyol ketimbang Puss sendiri. Padahal kalo liat dari sisi penguatan karakter, jauh lebih kuat Puss.. Ya memang itu sudah bagian dari screenplay, Puss tetaplah karakter utama meski dengan kurang gregetnya penggambaran karakter.

No comments:

Post a Comment