Tuesday, November 15, 2011

INAFFF'11: The Monk/Le Moine (2011)


 Film ini sebelumnya sudah pernah dibuat ditahun 1972 dengan judul yang sama. Saya belum bisa membandingkan versi yang 2011 dengan 1972 karena sampai saat ini belum menonton versi yang 1972. Okay.. Jadi bahas yang versi 2011 aja ya.. Sejak awal perhatiin nih film lewat trailernya gw udah mulai penasaran, disaat temen gw yang lain enggan untuk nonton nih film walaupun finally mereka nonton-nonton juga, dan ternyata gw gak sendirian yang penasaran sama nih film, satu audi hampir penuh haha ya sekitar 60% lah.

Bercerita tentang seorang biksu, Capucina Ambrosio (Vincent Cassel) terbuai oleh rayuan seorang penipu wanita, Matilda, yang menggodanya hingga gairah manusiawinya sebagai seorang lelaki normal muncul. Antonia, adalah wanita yang menjadi korban dari kejadian ini, ia diperkosa dan kemudian dibunuh oleh sang biksu. Ternyata Matilda adalah perwujudan setan yang memiliki misi untuk menjebak Ambrosio. Ambrosio akhirnya menjual jiwanya kepada sang setan demi membebaskan diri dari perkara ini (Joséphine Japy), dan perjalanan sebagai budak setan pun dimulai.

Untuk derajat psychological-thriller, The Monk gak bisa dilewatin gitu aja.. Karena yang gw tau ini satu-satunya film di INAFFF tahun ini yang memainkan genre psychology. Dan benar gw gak kecewa karena udah beli tiket nih film.. Dari awal suasana dan kesan religi-nya udah kental banget.

Tepat sekali Dominik Moll memilih Vincent Cassel untuk memerankan karekter Ambrosio, selama 110 menit suami dari Monica Belucci ini seakan sudah melekat dengan karakter yang diperankannya. Dukungan dari pengisi cast lain juga tidak kalah besar dari mulai yang hanya berperan sebagai cameo sampai yang cukup sering mengisi layar patut benar-benar berpengaruh difilm ini.


Tragis dan penuh kontroversi.. Satanisme, batin yang terombang-ambing, sisi gelap, penyesalan menjadi makanan selama film berlangsung. Moll sudah cukup membuat saya merasakan hal-hal yang sudah saya jelaskan tadi, dengan sedikit ekspektasi yang hanya bermodal melihat trailer-nya saja saya sudah cukup dibuat merinding oleh the real psychological thriller from Dominik Moll

Sinematografi yang pas juga sukses membuat saya kepikiran.. Jujur gw jarang nonton film luar berbau kepercayaan di bioskop. Di garap sutrada yang sudah terkenal kontroversial mungkin menjadi sisi menarik tersendiri difilm ini.. Cerita puitis yang disampaikan seacara halus namun berakibat tergampar bolak-baliknya batin kita. Unbelivable!

Seusai nonton saya sempat berfikir bagaimana kalau Indonesia membuat film seperti ini.. Sampai proses syutingnya saja saya sudah mengucap syukur! You know lah anarkisnya orang-orang kita.. Yang sepertinya tidak mengijinkan hal-hal sakral seperti agama dan kepecayaan dibuatkan suatu karya. Tetap maju terus per-filman Indonesia! Sedikit demi sedikit pasti bisa!

7,5/10

No comments:

Post a Comment